Mengenal Sang Malaikat Matahari

Mitra KPP RAN Rahimakumullah...

Post ini sengaja saya share guna sebagai wawasan pengetahuan saja sekaligus sebagai pengobat rasa rindu kekangenan saya terhadap Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul 'Arifin (Abah Anom)
Berikut salah satu amalan doa yang saya dapat dari Pondok Pesantren Suryalaya.

أَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عَافِيَةً وَجَاءَالشَّمْسُ مِنْ مَطْلَعِهَا
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ خَيْرَهَذَا الْيَوْمِ وَادْفَعْ عَنِّيْ شَرَّهُ
اَللَّهُمَّ نَوِّرْ قَلْبِيْ بِنُوْرِ هِدَايَتِكَ كَمَا نَوَّرْتَ اْلأَرْضَ بِنُوْرِ شَمْسِكَ اَبَدًا. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ
أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ
وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسِ مَا سِوَاهَا أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ
وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
اللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ
اللهم اغفرلى وملك الشمس
Artinya:
“Segala puji bagi Allah, yang telah menjadikan hari ini sejahtera dan telah terbit matahari dari tempatnya.
Ya Allah, berilah aku kebaikan hari ini dan jauhkanlah dariku keburukan hari ini.
Ya Allah, terangilah hatiku dengan cahaya hidayah-Mu, sebagaimana telah Engkau terangi bumi dengan cahaya-Mu terus menerus dengan rahmat-Mu, wahai Yang Paling Pengasih di antara semua yang mengasihi.”
Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma'mur,
aku meminta kepadaMu agar Engkau memberiku cahaya, yang dengannya aku dapat mencari petunjukMu, dan dengannya aku menunjukkan tentangMu. Dan yang terus-menerus mengiringiku dalam kehidupanku dan setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku.
Dan aku meminta padaMu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan kemulyaan yang wujud pada selain matahari, agar Engkau menjadikan matahari ma'rifat padaMu (yang ada padaku) bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemaha-esaan dikala purnama.
Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun.
Dan berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan Rasul.
Dan segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam.
Ya Allah ampunilah kami, kedua orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal.
Ya Allah ampunilah aku dan malaikat matahari.
--------------------------------------------------------------------------
Doa diatas diberikan kepada para salik yang mengambil ribath pada Abah Anom.
setelah sekian lama doa tsb diterima oleh diri saya, dalam sebuah perjalanan nya terbukalah rahasia doa tsb.
doa tsb pertama kali membukakan suatu rahasianya sedikit demi sedikit kepada diri saya, ketika saya telah mendengar tentang pidatonya Syeikh Nazim Adil Haqqani di suryalaya.
Berikut pidato dari Syeikh Nazim Adil Haqqani :
Kita saat ini hidup di zaman sulit dan serba kekurangan. Kekurangan orang-orang yang kuat, kekurangan orang-orang yang memiliki iman, kekurangan orang yang memiliki cahaya (nur) ilahi. Padahal tanpa nur Ilahi, segala kepandaian yang dimiliki manusia menjadi tidak ada apa-apanya.
Banyak ‘ulama dan cendikiawan di berbagai madrasah dan mejelis ilmu mengajarkan macam-macam ilmu pengetahuan. Tapi ilmu pengetahuan itu hanya ibarat lilin-lilin kecil saja dan menjadi tak berguna tanpa adanya api yang membawa cahaya. Meskipun orang membuat lilin-lilin sebesar pohon-pohon kelapa, apa artinya lilin-lilin itu kalau tidak dapat menerangi. Maka selain mencari lilinya, cari pula apinya yang menimbulkan cahaya.
Allah adalah cahaya langit dan bumi. Cahaya Allah disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. lalu meneruskannya kepada para Sahabatnya dan para sahabatnya meneruskannya lagi kepada generasi-generasi sholih berikutnya. Dari mereka cahaya itu terus tersalurkan kepada orang-orang yang “siap” dan “mau” menerimanya. Itulah para mursyid thoriqoh. Ada 41 thariqoh di dunia, 40 diantaranya memperoleh Nur Ilahi melalui Sayyidina Ali bin Abi Tholib KW. Hanya satu yang memperoleh Nur Ilahi melalui Sayyidina Abu Bakar as-Shadiq, itulah thariqah Naqsyabandiyyah.
Sekarang, tidak banyak lagi orang-orang yang membawa obor Nur Ilahi itu. Di Indonesia yang penduduknya banyak inipun, orang pembawa obor Nur Ilahi tidak lebih dari sepuluh jari tangan jumlahnya. salah satunya adalah Beliau yang ada disebelah saya, Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin.
Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin ini sudah berusia lanjut, dan sudah agak lemah keadaan fisiknya. Saya tidak tahu apakah Nur Illahi yang dibawanya akan putus sampai pada beliau saja, atau masih akan berlanjut pada orang lain. Tapi saya yakin dan berharap, sesudah beliau nanti masih akan ada orang lain yang menjadi pembawa Nur Illahi itu. Siapakah orangnya, saya tidak tahu.
Maka Anda sekalian para hadirin, ambillah Nur Illahi itu dari beliau saat ini. Mumpung beliau masih ada, mumpung beliau masih hadir di tengah kita, sulutkan Nur Illahi dari kalbu beliau kepada kalbu anda masing-masing.
Orang yang hidup di dunia tanpa Nur Illahi adalah orang yang buta. Dan (Syekh Nazim mengutip al-Qur’an), “Barang siapa yang didunia ini buta, maka di akhiratnya pun akan buta”. Sekali lagi, dapatkanlah Nur Ilahi dari orang-orang seperti Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin.
Beliau (Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin) nampaknya saja tertunduk dan tidur.
Sebetulnya beliau tidak tidur. Dari kalbu beliau terpancar pesan-pesan kepada kalbu saya. Saya berbicara dan menyampaikan semua pesan ini bukan dari isi kalbu saya sendiri. Saya mengambilnya dari kalbu beliau. Di hadapan beliau saya terlalu malu untuk tidak mengambil apa yang ada pada kalbu beliau. Saya malu untuk berbicara hanya dengan apa yang ada pada kalbu saya sendiri.
Demikianlah apa yang saya perlu saya sampaikan kepada anda semua.
(Lalu Syekh Nazim menutup pembicaraannya dengan tahlil, sholawat dan do’a).
setelah mendengar isi tentang pidato Syekh Nazim Haqqani bergejolak jiwa ini dan berkecamuk berbagai pertanyaan didalam pikiran.
keguncangan pada diri saya tsb dialami oleh saya dalam beberapa minggu.
kemudian keguncangan tsb diobati oleh Allah SWT dengan hadirnya Abah Anom secara ruhani menemui saya, lantas beliau memasukkan sebuah Nur kedalam dada saya.
setelah masuknya Nur tsb menjadi lapanglah dada saya dan keguncangan yang melanda diri saya menjadi terangkat, dari sinilah mulai sedikit demi sedikit tersingkap rahasia yang tersembunyi dari doa diatas, sedikit demi sedikit juga saya mulai mengenal sosok malaikat matahari.
berbicara mengenai sosok malaikat matahari ini, pertama kali diketahui oleh saya dari sebuah buku bacaan yang merujuk sumbernya dari kitab Daqoiqul Akhbar.
kapan tepatnya saya membaca buku bacaan tsb, saya tidak ingat secara pasti, bila tidak salah antara ketika saya berumur masih sekolah SD atau SMP.
dahulu sewaktu saya menerima doa diatas, sempat terlintas sebuah pertanyaan dalam diri yaitu " kok,...dalam salah satu bait kalimat doanya, ada yang berisi kalimatnya sama seperti kalimat yg ada dikitab Daqoiqul Akhbar yang pernah dibaca oleh orang sholeh yang ingin bertemu malaikat matahari, jangan² ini doa supaya bisa akrab dengan malaikat matahari." tanya dalam benak pikiran saya pada waktu itu.
tapi pertanyaan dalam benak pikiran saya yang pada waktu itu, tidak saya tindak lanjuti lagi alias saya abaikan begitu saja, yang terpenting tinggal amalkan saja, prinsip saya pada saat itu.
baiklah, adalah lebih bagusnya saya munculkan kembali mengenai malaikat matahari yg diceritakan pada kitab Daqoiqul Akhbar, barangkali masih ada yang belum mengetahui kisah tsb.
berikut kisahnya:
dikisahkan ada seorang lelaki yang senantiasa memohon ampun untuk dirinya juga memohonkan ampun malaikat matahari.
dengan izin Allah , malaikat matahari menemui orang tadi dan menanyakan apa maksudnya selalu mendoakannya.
laki-laki tersebut menjawab, bahwa ia mendoakannya karena ingin dibawa ke matahari dan ia ( malaikat matahari ) mau menanyakan kepada malaikat maut kapan saat kematiannya ( laki-laki tersebut ).
setelah itu, malaikat matahari membawanya ke matahari. Lantas, malaikat matahari menemui malaikat maut untuk menanyakan kapan saat kematian laki-laki itu.
setelah membuka–buka buku catatannya, malaikat maut mengatakan bahwa ajal laki-laki tersebut tidak lama lagi dan ia akan mati ditempat itu ( dimatahari ).
benar saja, akhirnya pemuda tsb meninggal dimatahari.
bila pada kisah diatas, pemuda tsb akhirnya bisa bertemu malaikat matahari dan meninggal dimatahari, lantas apa yang didapat oleh saya???
yang didapat oleh saya yaitu tumbuhnya sebuah kesadaran supaya bisa segera berbenah diri dan berbekal diri untuk kampung akhirat.
kenapa sebuah kesadaran yang didapat oleh diri saya???
ya, memang itulah yang saya rasakan, bukankah secara isi pada doa diatas, bila dipahami secara seksama arahnya bisa kita tebak larinya yaitu akan menuju pada tumbuhnya sebuah kesadaran.
akrab kepada malaikat matahari memang membuahkan hasil sebuah kesadaran.
saking tidak percayanya saya akan hasil ini maka saya sempat melakukan riset mengenainya.
dari hasil riset tsb, memang saya dapati bahwa orang² yg akrab dg malaikat matahari saya dapati mereka mempunyai kesadaran diri yg sangat tinggi sehingga terpatri pada jiwanya seolah-olah dirinya berasa seakan sudah berada pada hari berkumpul dipadang mahsyar.
perihal mengenai gambaran keadaan jiwa mereka bisa seperti itu, ternyata para sahabat nabi juga banyak yang mengalami hal yang sama seperti yang dirasakan oleh jiwa² orang yang sudah akrab dg malaikat matahari.
malah saya meyakini sekali bahwa para sahabat nabi memang sudah akrab sekali dengan malaikat matahari.
diantara beberapa sahabat nabi yg saya yakini sudah akrab dg malaikat matahari yaitu sahabat Haritsah dan sahabat Mu'adz.
Anas RA berkata: ketika Rasulullah SAW sedang berjalan dan berjumpa dengan seorang pemuda dari sahabat Anshor.
Rasulullah bertanya: bagaimanakah keadaanmu hai Haritsah pada pagi ini?
Jawabnya: saya kini menjadi seorang mukmin yang sungguh-sungguh.
Rasulullah berkata: Hai Haritsah, perhatikan perkataanmu, sebab tiap kata itu harus ada bukti hakikinya.
maka Haritsah berkata: Ya Rasulullah jiwaku jemu dari dunia, sehingga saya bangun malam dan puasa siang hari, kini seolah-olah aku berhadapan dengan ‘Arsy dan seolah-olah aku melihat neraka yang penghuninya sedang menjerit-jerit di dalamnya.
Nabi bersabda: Engkau telah melihat, maka tetapkanlah (jangan barubah).
Haritsah berkata: Ya Rasulullah, do’akan aku mati syahid, maka Nabi berdo’a untuknya dan ketika pada suatu hari ada panggilan untuk berjihad, maka dialah orang pertama menyambutnya dan akhirnya dia yang pertama mati syahid.
ketika ibunya mendengar berita bahwa anaknya telah mati syahid, ia datang bertanya kepada Nabi : Ya Rasulullah beritahukan kepadaku tentang Haritsah putraku, jika ia disurga aku tidak akan menangis atau menyesal, tapi jika lain dari itu, maka aku akan menangis selama hidupdi dunia!
jawab Nabi : Haritsah, bukan hanya satu surga tetapi surga didalam surga-surga dan Haritsah telah mencapai Firdaus yang tertinggi.
maka kembalilah ibu Haritsah sambil tertawa dan berkata : untung-untung bagimu hai Haritsah.
Anas RA juga berkata:
pada suatu hari Mu’adz bin Jabbal masuk ketempat Nabi sambil menangis, maka ditanya oleh Nabi : bagaimanakah keadaanmu pagi ini hai Mu’adz?
Jawab Mu’adz : aku pagi ini mukmin benar-benar kepada Allah.
Nabi bersabda: Tiap kata-kata yang benar harus ada bukti hakikatnya. Maka apakah bukti pernyataanmu itu?
Jawab Mu’adz: Ya Nabiyallah, kini jika aku berada diwaktu pagi merasa mungkin tidak sampai sore dan jika sore ,aku merasa tidak akan sampai pagi dan tiap melangkahkan kaki merasa mungkin tidak dapat melangkah yang lain dan terlihat kepadaku seolah-olah manusia semua telah dipanggil untuk menerima suratan amal bersama dengan Nabi-nabi dan berhala-berhalanya yang disembah selain Allah dan juga seolah-olah saya melihat siksa ahli neraka dan pahala ahli surga.
maka Nabi bersabda : Engkau telah mengetahui, maka tetapkanlah.
selain itu Rasulullah SAW juga menguatkan pula dengan bersabda: Sesungguhnya NUR jika masuk dalam hati, maka menjadi terbuka dan lapanglah dadanya.
sahabat bertanya: Ya Rasulullah, apakah yang demikian itu ada tandanya?
Jawab Nabi: Ya ada, yaitu merenggangkan (memisahkan) diri dari dunia tipuan dan condong kepada akhirat yang kekal dan bersiap-siap untuk menghadapi mati sebelum datangnya maut.
adalah dengan masuknya nur kedalam diri maka semua hakikat perkara itu akan kelihatan yang menjadi semestinya dan apa adanya sehingga bisa mengetahui bahwa akhirat itu adalah perkara yang hak dan tetap wujudnya sedangkan dunia itu nantinya akan rusak.
para pengamal doa diatas bila sudah mulai tertarik memperhatikan kepada matahari dan dalam jiwanya mulai tergambar hal-hal yang nanti dibawah, maka sudah mulai ada pendekatan dari sosok malaikat matahari kediri kita.
memang malaikat matahari bila mau mendekat kediri kita maka dirinya akan membuat diri kita akan condong terhadap mengingat kepada hari kiamat dan hari pengadilan dipadang mahsyar.
“Sesunguhnya tanda Kiamat yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari arah barat.”
“Tidak akan terjadi Kiamat hingga ada dua kelompok yang saling berperang… (lalu beliau menuturkan hadits, dan di dalamnya:) hingga matahari terbit dari barat, lalu jika ia telah terbit, maka semua orang akan beriman, ketika itu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.”
“Tidak akan terjadi Kiamat sehingga matahari terbit dari sebelah barat, jika ia telah terbit, lalu manusia menyaksikannya, maka semua orang akan beriman, ketika itu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.”
“Tahukah kalian ke mana perginya matahari (saat itu)?”
Para Sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”
Beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari ini berjalan hingga sampai ke tempat menetapnya di bawah ‘Arsy, lalu dia tersungkur sujud, dan senantiasa demikian hingga dikatakan kepadanya, ‘Bangunlah! Kembalilah ke tempatmu pertama kali datang.’
Kemudian dia kembali datang di waktu pagi dan terbit dari tempat terbitnya,
kemudian dia berjalan hingga sampai ke tempat menetapnya di bawah ‘Arsy, lalu dia tersungkur sujud, dan senantiasa demikian hingga dikatakan kepadanya, ‘Bangunlah! Kembalilah ke tempatmu pertama kali datang.’ Kemudian dia kembali datang waktu pagi dan terbit dari tempat terbitnya,
kemudian dia berjalan lagi sementara manusia tidak mengingkarinya sedikit pun hingga dia kembali ke tempat menetapnya di bawah ‘Arsy, hingga dikatakan kepadanya, ‘Bangunlah! Terbitlah dari tempamu terbenam.’ Kemudian dia kembali datang di waktu pagi dan terbit dari tempat terbenamnya.’
selanjutnya Rasulullah SAW bersabda, “Apakah kalian tahu kapan itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.”
Allahumma nawwir qolbi binuri hidayatika kama nawwartal ardho bi nuri syamsika
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS.An Nur : 24)
Dikisahkan Raja Iskandar Zulkarnaen berniat ingin mengadakan perjalanan untuk mengelilingi bumi dan Allah SWT mewakilkan salah satu malaikatNya yang bernama Rofa’il untuk menyertainya dalam perjalanan panjang itu.
Karena ditemani oleh seorang malaikat, Raja Zulkarnaen banyak mengajukan pertanyaan seputar dunia dan akhirat serta isinya. Salah satu pertanyaan adalah tentang ibadah para malaikat di langit.
“Wahai Malaikat Rofa’il, ceritakanlah kepadaku tentang ibadahnya para malaikat yang ada di langit,” tanya Raja Zulkarnaen.
“Para malaikat yang ada di langit ibadahnya ada yang berdiri tidak mengangkat kepala selama-lamanya, ada juga yang bersujud tidak mengangkat kepala selama-lamanya, ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya,” jawab Malaikat Rofa’il.
“Duh, alangkah senangnya hati ini seandainya aku bisa hidup bertahun-tahun lamanya untuk beribadah kepada Allah SWT,” kata Raja Zulkarnaen.
“Wahai raja, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sumber air dibumi namanya Air Kehidupan, Maka barang siapa yang meminum Air Kehidupan seteguk, maka ia tidak akan mati sampai hari kiamat atau jika ia memohon kepada Allah SWT untuk dimatikan,” kata Malaikat Rofa’il.
“Apakah engkau tahu tempat Air Kehidupan itu wahai Malaikat Rofa’il?” tanya raja.
“Sesungguhnya Air Kehidupan itu berada di bumi yang gelap,” jawab Malaikat Rofail.
Setelah Raja Zulkarnaen mendengar penuturan malaikat Rofa’il tentang Air Kehidupan itu, maka raja segera mengumpulkan para alim ulama pada saat itu.
Sebelumnya, raja bertanya kepada mereka tentang letak Air Kehidupan, tapi mereka semua menjawab tidak tahu.
“Wahai para alim ulama, tahukah kalian dimanakah letak Air Kehidupan itu?” tanya raja.
“Kami tidak mengetahuinya wahai baginda, hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui,” jawab salah seorang ulama.
Ada salah seorang ulama yang mampu menjawab meski tidak sedetail letaknya.
“Sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat Nabi Adam AS bahwa beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah SWT meletakkan Air Kehidupan itu di bumi yang gelap,” kata ulama itu.
“Dimanakah bumi yang gelap itu?” tanya raja.
“Yaitu di tempat terbitnya matahari,” jawab orang alim ulama itu.
pertanyaannya dimana tempat terbitnya matahari itu dan bagaimana menerbitkan malaikat matahari dibatang tubuh?
untuk mengenai tempat terbitnya matahari para pengkaji ilmu malaikat matahari memberi jawaban nya ada pada diayat berikut:
dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.(QS.Al Kahfi : 17)
saya pun turut pula mendukung jawaban tsb, karena saya tidak tahu jawaban nya, makanya saya ikut mendukung atas jawaban tsb....hahaha
adapun bila malaikat matahari akan terbit didalam batang tubuh maka malaikat matahari akan membuat diri kita condong terhadap mengingat kepada hari kiamat dan hari pengadilan dipadang mahsyar.
menurut para pengkaji keilmuan malaikat matahari dikatakan bahwasanya pemimpin dari jajaran malaikat matahari yang beranggotakan berjumlah 9 malaikat, pemimpin malaikat matahari itu adalah termasuk salah satu dari sekumpulan malaikat hamalatul arsy yang berjumlah 8 malaikat.
makanya biarpun matahari dan alam semesta nanti mengalami kehancuran ketika hari kiamat, planet matahari tetap akan diciptakan kembali oleh Allah SWT pada hari berbangkit yang nantinya matahari akan berada satu mil diatas kepala sebagaimana diberitakan oleh Rasulullah SAW dengan bersabda,
“Pada hari kiamat nanti matahari akan didekatkan pada makhluk hingga jaraknya mencapai satu mil.”
Rasulullah SAW bersabda,
“Pada hari kiamat nanti manusia akan mengeluarkan keringat hingga keringat tersebut mengalir di bumi (padang mahsyar) sehingga tujuh puluh hasta, dan keringat tersebut mengekang (membenamkan) mereka hingga mencapai telinga mereka.”
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan.Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakan Nya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.
Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.(Fushilat : 37-38)
dijelaskan dalam Al Quran bahwa jika nanti pengetahuan mengenai malaikat matahari ini telah diketahui maka janganlah menyembah matahari akan tetapi sembahlah Allah yang menciptakan Nya.
berbicara mengenai matahari dan malaikat matahari, ada salah satu tokoh yang sangat akrab sekali dengan hal tsb yaitu Nabiyallah Ibrahim AS.
Nabiyallah Ibrahim AS memperoleh kemakrifatan melalui jalan ini sebagaimana dijelaskan pada ayat berikut:
Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.
Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam".
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat".
Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (Al An'am :75-79)
jadi doa yang saya dapat dari Pondok Pesantren Suryalaya ini merupakan sebuah warisan mengikuti jejak kemakrifatan Nabiyallah Ibrahim AS.
أَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عَافِيَةً وَجَاءَالشَّمْسُ مِنْ مَطْلَعِهَا
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ خَيْرَهَذَا الْيَوْمِ وَادْفَعْ عَنِّيْ شَرَّهُ
اَللَّهُمَّ نَوِّرْ قَلْبِيْ بِنُوْرِ هِدَايَتِكَ كَمَا نَوَّرْتَ اْلأَرْضَ بِنُوْرِ شَمْسِكَ اَبَدًا. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ
أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ
وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسِ مَا سِوَاهَا أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ
وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
اللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ
اللهم اغفرلى وملك الشمس
“Segala puji bagi Allah, yang telah menjadikan hari ini sejahtera dan telah terbit matahari dari tempatnya.
Ya Allah, berilah aku kebaikan hari ini dan jauhkanlah dariku keburukan hari ini.
Ya Allah, terangilah hatiku dengan cahaya hidayah-Mu, sebagaimana telah Engkau terangi bumi dengan cahaya-Mu terus menerus dengan rahmat-Mu, wahai Yang Paling Pengasih di antara semua yang mengasihi.”
Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma'mur,
aku meminta kepadaMu agar Engkau memberiku cahaya, yang dengannya aku dapat mencari petunjukMu, dan dengannya aku menunjukkan tentangMu. Dan yang terus-menerus mengiringiku dalam kehidupanku dan setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku.
Dan aku meminta padaMu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan kemulyaan yang wujud pada selain matahari, agar Engkau menjadikan matahari ma'rifat padaMu (yang ada padaku) bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemaha-esaan dikala purnama.
Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun.
Dan berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan Rasul.
Dan segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam.
Ya Allah ampunilah kami, kedua orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal.
Ya Allah ampunilah aku dan malaikat matahari.
--------------------------------------------------------------------------
jika menilik pada kisah Nabiyallah Ibrahim AS yang diterangkan dalam surat Al An'am ayat 75-79, Nabiyallah Ibrahim AS telah mendapat anugerah dari Allah SWT, diperlihatkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.
Nabiyallah Ibrahim AS telah diperlihatkan tanda kekuasaan keajaiban dari matahari dan rahasia yang terkandung ada pada matahari sehingga matahari tidak membahayakan bagi Nabiyallah Ibrahim AS sebagaimana diceritakan pada ayat berikut :
di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan.
Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.(Al Insan : 13-14)
menurut para pengkaji keilmuan malaikat matahari bahwa Nabiyallah Ibrahim AS pergi melawat ke surga dan ke Arsy (Isra dan Mi'raj) memakai kendaraan matahari, adapun tentang kebenaran kisahnya Wallahu A'lam.
kalau memang di izinkan sebetulnya saya kepengen juga Isra Mikraj memakai kendaraan matahari....hehehe
Rasulullah SAW bersabda :
“Tahukah kalian ke mana perginya matahari (saat itu)?”
Para Sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”
Beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari ini berjalan hingga sampai ke tempat menetapnya di bawah ‘Arsy, lalu dia tersungkur sujud, dan senantiasa demikian.
pada saat Nabiyallah Ibrahim AS Isra Mikraj dan berada di SURYALAYA (dibawah Arsy).
Allah SWT menunjukkan kepadanya berbagai kerajaan langit dan bumi.
beliau sangat kagum melihat pemandangan, dimana semua mahluk Allah SWT dari berbagai lapisan langit sibuk berdzikir (bertasbih) dan beribadah kepada Allah dengan caranya masing-masing, begitu juga dengan mahluk-mahluk di bumi.
setelah beberapa waktu lamanya ‘menikmati’ pemandangan yang begitu menyejukkan hati, dan mendengarkan ‘simphoni’ dzikir dari berbagai mahluk yang begitu harmonisnya, tiba-tiba pandangan Nabi Ibrahim jatuh pada seorang manusia yang tengah melakukan kemaksiatan kepada Allah.
Hati beliau begitu terusik, dan beliau mengetahui bahwa untuk kemaksiatan yang dilakukannya itu, secara syariat patut diberikan hukuman atau qishash berupa kematian.
Karena itu beliau berdoa, “Ya Allah, binasakanlah orang (yang berbuat maksiat) itu!!”
Sebagai Kholilullah yang doanya makbul, Allah mengabulkan doa Nabi Ibrahim tersebut, dan seketika orang yang berbuat maksiat itu mati.
Nabi Ibrahim masih ‘meneruskan’ penjelajahannya ke penjuru bumi lainnya, dan lagi-lagi beliau melihat seseorang yang berbuat maksiat.
Seperti sebelumnya, beliau mendoakan kebinasaan dan Allah mengabulkan doa beliau tersebut.
Hal itu berulang hingga empat kali, dan akhirnya Allah berfirman, “Hai Ibrahim, berhentilah (mendoakan kebinasaan bagi pelaku maksiat)!!
Jika Aku selalu membinasakan (mematikan) seorang pelaku maksiat yang engkau lihat, niscaya tidak ada seorangpun yang akan tersisa.
Sesungguhnya karena (sifat) Khalim-Ku maka tidaklah Aku menyegerakan siksa bagi mereka.
Salah satu dari dua kemungkinan, mereka akan bertobat atau mereka akan terus-menerus melakukan kemaksiatan itu hingga menghadap-Ku (yakni mati) dan setelah mereka berada di hadapan-Ku, terserah Aku, apakah Aku akan mengampuni atau mengazab mereka!!”
pada yaumil hisab nanti, kelak malaikat matahari akan memayungi matahari diatas kepala kita maka hisablah dirimu sendiri sekarang, barangkali dengan menghisab dirimu sendiri dari sekarang nanti kita bisa akrab dengan malaikat matahari dan barangkali pada yaumil hisab nanti matahari tidak akan menyengat kita ketika matahari berada diatas kepala kita.
Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.
"bacalah kitabmu, pada hari ini cukuplah dirimu sebagai penghisab atas dirimu sendiri".(Al Isra : 13-14)
siapakah nama asli pemimpin malaikat matahari??? 😀 😀 😀
bersambung.......

Link Sumber : Buah pena Anjen Elwintoro, http://mrsyahrudin23.blogspot.co.id/2017/08/mengenal-lebih-dekat-sang-malaikat.html

Posting Komentar

0 Komentar

loading...